Sukses

Lika-liku Busi Bekas, Dibuang Sayang Dijual Bikin Cuan

Kemanakah sampah dan limbah busi yang tidak lagi dipakai akan dibuang? Bagaimana cara mengolahnya? Benarkah busi memiliki bahan beracun yang berbahaya? Simak jawabannya.

Diterbitkan 24 Juni 2021, 16:15 WIB

Otosia.com Busi memiliki fungsi vital dalam proses pengapian mesin. Ketika tidak lagi bisa dipakai, busi tetap akan menjadi sampah atau limbah.

Terlebih lagi, busi tidak akan bisa diurai oleh tanah, karena materialnya yang sebagian besar dari metal dan keramik. Apabila salah penanganan, tentu menyimpan bahaya bagi lingkungan.

Lalu, kemanakah sampah dan limbah busi yang tidak lagi dipakai akan dibuang? Bagaimana cara mengolahnya? Benarkah busi memiliki bahan beracun yang berbahaya?

Pertama, mari bedakan dulu pengertian antara sampah dan limbah busi. Sampah umumnya dihasilkan oleh aktivitas sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat. Sedangkan limbah identik dengan suatu kegiatan atau proses yang kompleks seperti yang ada di lingkungan industri.

Ilustrasi daur ulang busi bekas (mairec.com)

 

 

 

 

 

 

 

 (kpl/sdi)
2 dari 7 halaman

Next

Begitulah pengertian keduanya sesuai dengan penjelasan Undang-undang RI No. 18 tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1999 tentang sampah dan limbah.

Artinya, sampah busi merupakan sisa atau busi tak terpakai yang dihasilkan oleh konsumen atau masyarakat umum dan limbah busi didapatkan dari aktivitas industri dan produksi.

PT NGK Busi Indonesia dalam laman resmi mereka menyebutkan bahwa busi tergolong dalam limbah anorganik non-B3 atau non-hazardous waste yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Dengan demikian, sampahnya pun aman meski dibuang di tempat sampah yang umum dipakai oleh masyarakat.

Yudi Susanto, Manager HSE (Health, Safety and Environment) PT NGK Busi Indonesia menerangkan, busi NGK tipe apa pun tidak masalah dibuang di tempat sampah. Sebab, busi merupakan produk jadi dan bukan raw material yang memang semuanya dari bahan B3.

"Contohnya botol-botol yang terbuat dari stainless, plastik, baja, dll, itu dianggap limbah anorganik, meskipun raw material-nya dari unsur B3. Semua limbah busi dikategorikan non B3 dan dibuang ke tempat sampah anorganik," ungkap Yudi saat dihubungi Otosia.com, Senin (21/6/2021).

Meski demikian, tumpukan sampah atau limbah yang berlebihan tetap menyimpan implikasi timbulnya masalah baru seperti pencemaran tanah, gangguan estetika, banjir, hazard, dan sampah tak ternilai.

3 dari 7 halaman

Next

Tanggung Jawab Produsen

 

Sebagai produsen sekaligus pemasar busi merek NGK, PT NGK Busi Indonesia turut bertanggung jawab menjaga lingkungan dari potensi bahaya tersebut dengan menerapkan manajamen limbah yang memadai mulai dari hulu hingga hilir.

Yudi menguraikan limbah busi skala besar yang umumnya berisi busi NG (No Good) atau reject hasil produksi mereka sendiri, akan diolah secara profesional oleh pihak ketiga. 

"Untuk limbah busi skala besar seperti busi NG/reject yang dihasilkan NGK sendiri, tetap kami kirimkan dan diolah oleh pihak ke 3 yaitu pengolah limbah yang memiliki izin dari pemerintah tapi tetap menjadi limbah Non-B3," urai Yudi.

4 dari 7 halaman

Next

Dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, PT NGK Busi Indonesia menggunakan website mereka untuk berbagi informasi terkait pemanfaatan sampah busi dengan metode 3R (Reuse, Reduce and Recycle). Metode ini dianggap cukup efektif untuk meminimalisir hazard dan potensi banjir.

"Jika dalam jumlah besar dengan berkilo kilo-kilo/ton, maka sebaiknya dibuang ke pihak pengolah besar supaya tidak dibuang sembarangan ke sungai maupun danau krn tetap ikut mengganggu lingkungan seperti banjir dll," lanjutnya.

5 dari 7 halaman

Next

Solusi Ekonomi dan Fungsional

Recycle atau daur ulang merupakan proses yang paling diperhitungkan, karena sampah busi punya peluang besar sebagai bahan baku produk baru yang punya nilai jual tinggi.

Salah satunya kandungan logam busi yang kerap diolah kembali oleh pabrik industri metal. Lalu, material pecahan keramiknya bisa dipakai sebagai campuran urugan pondasi dan juga beton bangunan.

Dalam sebuah studi yang diinisiasi oleh Faris Rizal Andardi, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, berjudul "Pengaruh Limbah Busi Sebagai Bahan Tambah Agregat Kasar terhadap Kuat Tekan Beton" menemukan bahwa limbah busi bisa dipakai untuk menghemat persentase pemakaian kerikil atau batu pecah. 

Selain itu, pemakaian limbah busi bisa menaikkan kuat tekan beton dengan campuran yang bervariasi mulai dari 15-25%.

6 dari 7 halaman

Next

Di sisi lain, sampah busi bisa dijadikan pernak-pernik hiasan atau ornamen rumah yang menarik minat pasar. Melansir swahilimodern.com, disitat, Kamis (24/6/2021), Ilboudo bersaudara asal Ougadougou, Burkina Faso, daratan Afrika Barat pernah membuat karya berbahan dasar busi bekas.

Karya Ilboudo bersaudara yang dijual di swahilimodern (swahilimodern.com)

Karakter yang diproduksi beragam, mulai orang sedang berdansa, bercengkrama hingga bermesraan. Siapa sangka, hasil olahan dari bahan bekas itu bisa dilego dengan harga US$ 30 atau sekitar Rp434 ribuan (kurs US $1 = Rp14.467) per unitnya.

Atau bisa juga mengikuti jejak Kenneth Marx yang menciptakan buah catur dari busi tak terpakai. Berkat ketelatenannya, berdasarkan lansiran Helena Independent Record (10/6/2021), pria asal Helena, Negara Bagian Montana, Amerika Serikat itu berhasil menjual karyanya hingga US$ 275 atau setara Rp3,9 jutaan per buah.

Buah catur dari busi bekas buatan Kenneth Marx (Eliza Wiley)

 

7 dari 7 halaman

Next

Permasalahan Pemanfaatan Busi

Ilustrasi pemanfaatan busi bekas berdesain kambing (inhabitat.com)

Pemanfaatan busi tidak lepas dari permasalahan yang juga kadang menghantui. Selain ulah kriminal yang memanfaatkan pecahan busi, ada juga tindakan tak bertanggung jawab lainnya yang sebaiknya selalu diawasi.

Yudi mengimbau untuk terlebih dahulu merusak kardus pembungkus dan elektroda busi sebelum membuangnya ke tempat sampah. Harapannya, busi bekas tidak akan lagi bisa dijual untuk dipakai ulang pada kendaraan. Menurutnya, perilaku seperti ini akan merugikan konsumen sendiri karena kualitas yang pastinya tidak baik sekaligus mengancam nama besar NGK.

Di sisi lain, pihaknya juga menyarankan untuk selalu mengecek ulang pihak ketiga yang menjadi pengepul sampah busi. Hal ini juga merupakan salah satu upaya NGK untuk mencegah beredarnya busi palsu di pasaran.

"Ini dilakukan karena ingin menjaga kualitas busi NGK, dikhawatirkan jika dibuang ke pihak ke 3 yang tidak jelas akan dimanfaatkan menjadi produk busi palsu dan hal itu akan merugikan kualitas produk NGK," imbuhnya lagi.

EnamPlus