10 Fase yang Dihadapi Saat Menjual Mobil Kesayangan

Fase pertama adalah fase dimana pemiliknya merasa bahwa mobilnya sudah harus dijual dengan berbagai alasan.

Entah mungkin karena sudah tidak enak dan tidak nyaman dikendarai, ingin membeli mobil terbaru yang minggu lalu baru saja keluar, sedang membutuhkan uang atau mungkin karena kepentingan-kepentingan yang lainya sehingga rencana menjual mobil sudah muncul di otak.

Yang kedua adalah saat dimana merencanakan menjual mobil sudah harus masuk dalam jadwal untuk dilakukan, maka mengiklankan mobil yang dijual jadi langkah berikutnya.

Yang biasanya dilakukan oleh pemilik mobil adalah mulai mengiklankannya di beberapa situs sosial media, maupun situs jual beli yang difokuskan kepada jual beli barang-barang otomotif.

Setelah mengiklankannya di situs sosial media maupun situs jual beli, tak jarang si penjual kemudian merasa aneh, karena banyak item yang lain dalam situs yang sama juga dijual dengan harga yang jauh lebih rendah.

Selain itu, melihat mobilnya ada di situs jual beli, terkadang merasa aneh bagi beberapa orang. Karena terasa aneh, barang yang dimiliki dipamerkan demi uang.

Saat sudah ada yang mulai menghubungi si pemilik mobil, biasanya si pemilik mobil perasaannya mulai campur aduk antara senang dan bingung. Senang karena barangnya laku, bingung karena alasan yang sama juga. Nah lho!

Umumnya di fase ini, pemilik mobil akan berusaha memperlihatkan perasaan senang karena sudah dihubungi calon pembeli.

Menyebalkan rasanya saat mobil yang dijual ternyata oleh si calon pembeli dianggap tidak memenuhi kriteria yang dimaksud atau yang dibutuhkan. Yang kurang di sini-lah, kurang di situ-lah, warna jok kurang cocok dengan zodiak mantan pacar-lah.

Hal ini seringkali membuat pemilik mobil cedera perasaan dan bahkan terkadang merasa bingung dan enggan untuk meneruskan negosiasi. Sedikit banyak merasa diremehkan juga sih dengan calon konsumen yang demikian.

Di saat sudah merasa cocok antara mobil dan klien calon pembeli, tentu pemiliknya akan mengajaknya test drive. Di beberapa kasus, para penjual mobil harus menghadapi kenyataan bahwa calon klien ada saja yang datang dari para pemula yang baru belajar naik dan menyetir mobil.

Teknik menyetirnya biasanya masih kasar dan alangkah takutnya apabila mobil yang hendak dijual dikemudikan dengan cara yang kasar. Apalagi kalau mobil yang sedang test drive terlanjur mengalami kerusakan, tapi tidak jadi dibeli.

Terkadang harga yang dipasang, tidak selamanya cocok dengan pasar dan klien calon pembeli. Terkadang pembeli juga memberikan penawaran harga yang kurang masuk akal.

Malah di beberapa kasus, kekejaman saat melakukan penawaran harga kerap membuat transaksi juga jadi gagal, padahal sudah sejauh itu.

Tapi tak jarang juga, dengan kegigihan dan perjuangan penuh darah keringat dan air mata, calon klien pada akhirnya memberikan sejumlah uang sesuai dengan harga yang telah ditentukan oleh si pemilik mobil.

Hal ini sedikit banyak melancarkan proses transaksi yang sudah disetujui sebelumnya. Semakin cepat, semakin baik. Karena dengan cepatnya proses kesepakatan, langkah yang harus ditempuh selanjutnya jadi lebih mudah.

Membawa segepok uang, atau melihat hasil transferan klien dengan jumlah banyak sudah pasti membuat pemilik mobil sebelumnya merasa kaya raya dan hidup kembali.

Tidak terbayangkan rasanya bisa kembali memiliki uang banyak meskipun tidak sebanyak saat membeli yang baru dulu, tapi tetap saja rasa senang menggelayuti. Apalagi jika proses niaga yang dilakukan menggunakan sistem cash. Mandi duit dah!

Ucapkan sayonara saat melihat mobil kesayangan dikemudikan orang lain. Entah kenapa patah hati tidak akan mampu untuk dihindari. Dalam fase ini biasanya berapapun uang yang didapat tidak mampu menjadi penawar patah hati.

Melihat isi kabin mobil berisi manusia lain seringkali membuat eks pemilik terlibat dengan masa lalu yang emosional dan mengingat kembali perjuangan saat mendapatkan mobil tersebut. Sabar ya Bro, sabar!